Kalimanjung Menuju Dusun Siaga Qaryah Thayyibah
Selama ini masalah sampah yang tak pernah terselesaikan membuat Dusun Kalimanjung Ambarketawang Gamping Sleman mendukung berdirinya Dusun Siaga Qaryah Thayyibah (DSQT). Istilah yang diambil dari bahasa Arab ini memiliki arti dusun yang berdaya guna, sehingga Kalimanjung diharapkan menjadi dusun peduli terhadap masalah sampah di Sleman.
Demi mewujudkan Dusun Siaga Qaryah Thayyibah, mahasiswa PKL jurusan Kebidanan Komunitas STIKES Aisyah Yogyakarta bekerja sama dengan Bank Sampah Gemah Ripah Badegan Bantul melakukan penyuluhan pengelolaan sampah dengan sistem bank sampah di Kalimanjung. Masalah pengelolaan sampah yang merupakan salah satu point pendukung terhadap berdirinya DSQT menjadi sangat penting untuk dikenalkan kepada masyarakat luas.
Efi Afiani Safitri, Ketua PKL jurusan Kebidanan Komunitas STIKES Aisyah Yogyakarta mengatakan, untuk itulah kita menggelar penyuluhan pengelolaan sampah melalui bank sampah. “Dengan sistem bank sampah ini masyarakat Kalimanjung dapat mengelola sampah dengan menabung sampah layaknya menabung uang di bank,” ujarnya di Sleman, Rabu (2/1).
Sementara Teller Bank Sampah Gemah Ripah, Andyn Meilyndawati AMKL mengatakan, dalam pengelolaan sampah dengan sistem bank sampah harus dibutuhkan pengurus. Untuk itu, sebelum Kalimanjung mendirikan bank sampah harus memiliki struktur pengurus bank sampah. Selain itu yang paling penting memiliki tempat penampungan sampah dari nasabah (masyarakat penabung).
“Pengelolaam sampah melalui bank sampah persis seperti orang menabung di bank karena nasabah akan mendapatkan uang yang jumlahnya akan berkembang menyesuaikan banyaknya sampah yang ditabung. Dengan menabung sampah selain menjaga kebersihan, kita juga belajar menghargai sampah karena masih dapat dimanfaatkan dan menghasilkan uang,” pungkas Andyn Meilyndawati.
http://krjogja.com/read/156746/kalimanjung-menuju-dusun-siaga-qaryah-thayyibah.kr
0 komentar:
Posting Komentar